Sunday, June 18, 2006

Orang IT-autis?

Aku baca di salah satu artikel bahwa kasus autisme banyak terjadi pada anak dari mereka yang berkecimpung di bidang komputer. Katanya sedikit gen autis menjadikan seseorang berintelektual tinggi, dan kebanyakan gen membuatnya jadi autis.
Kesimpulannya apa? Bahwa kebanyakan orang yang berkecimpung di bidang komputer memiliki gen autisme?
Menurutku ini pernyataan yang cukup kontroversial. Pertama, gen autisme itu seperti apa sih? Tidak ada yang tahu jelas. Bukankah untuk menentukan apa seseorang memiliki gen autisme atau tidak sekarang ini belum ada caranya? Bagaimana bisa mengatakan itu adalah gen autis? Kenapa tidak dilihat dari cara otaknya bekerja, misalnya?
Kedua, generalisasi, pengambilan keputusan yang mengabaikan faktor lain. Jika pekerjaan yang cocok untuk autistic people adalah di bidang komputer, tidak berarti bahwa mereka yang bekerja di bidang komputer adalah autistic atau memiliki gen autis.

Selain itu, apakah semua kasus autisme pada anak pekerja bidang komputer ini benar-benar autisme, atau ada misdiagnosa juga di dalamnya?
Secara aku dan suami sama-sama orang yang berkecimpung dalam IT, buatku lebih masuk akal bila melihat dari sisi generalnya, yaitu dari bagaimana otaknya bekerja. Aku dan suamiku sama-sama strong visual. Katakan misalnya otakku 80% visual dan otak suamiku 70% visual, maka kemungkinan besar anakku akan memiliki otak >75% visual yang akan membuatnya semakin rentan dengan auditory disorder.
Seingatku tidak semua temanku yang berkecimpung di dunia IT memiliki cara berpikir visual, bahkan banyak yang strong auditory. Still, they are highly intellectual.

Kalau mau main logika, pernyataan bahwa anak autis bisa memiliki hubungan emosi dan sosial yang baik dengan orang dekatnya saja, juga sangat rancu.
Begini..autis itu kan kelainan dalam syaraf otak. Kelainan dalam syaraf otak ini mengganggu suatu fungsi, misalkan..fungsi sosial-emosional.

IF (syaraf otak rusak)
THEN (fungsi sosial emosional terganggu)
ELSE (okay)

Simple kan? Tapi kalau pakai embel-embel hanya dengan orang dekatnya saja..

IF (syaraf otak rusak)
THEN (IF NOT (orang dekat)
(fungsi sosial emosional terganggu)
ELSE
(okay))
ELSE (okay)

Lupakan optimalisasi, logika diatas kelihatannya simple. Tapi justru..kalau pake define (orang dekat) dulu, itu berarti cara berpikirnya lebih canggih.
Bagaimana cara menentukan orang dekat saja algoritmanya pasti sudah panjang lebar.

Hehe..it's just a small cent from me, sebagai orang IT dan orangtua anak yang dalam posisi borderline.






<< Home |

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]