Monday, March 15, 2004

A New Threat to Your Health-Antibiotics Resistance

Penggunaan antibiotik yang membabi buta menyebabkan sebagian besar kuman penyebab infeksi serius sudah resisten terhadap antibiotik.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan tidak hanya merugikan individu yang memperoleh terapi antibiotik, tetapi juga merugikan lingkungan sekitarnya. Bila anggota masyarakat di suatu lingkungan mengkonsumsi antibiotik secara berlebihan maka lingkungan tersebut potensial terinfeksi oleh kuman yang sudah resisten antibiotik.
Antibiotik bukan obat dewa! Antibiotik adalah sumber alam, dapat menyelamatkan jiwa bila terkena infeksi bakteri. Tetapi tidak berarti semua gangguan kesehatan bisa diatasi dengan antibiotik.
Sekarang ini hampir semua sakit diterapi antibiotik termasuk infeksi virus seperti flu, padahal ANTIBIOTIK TIDAK MEMPAN TERHADAP VIRUS. Celakanya, justru anak-anak sangat sering memperoleh antibiotik. Hal ini sangat memprihatinkan karena kita akan terpental kembali ke era pra-antibiotik, dimana angka kematian akibat infeksi kuman kembali meningkat karena kuman tsb sudah kebal terhadap antibiotik yang ada.

Alam semesta penuh dengan bakteri, berarti mayoritas bakteri tidak jahat, bahkan menguntungkan.
Berdasarkan sifat fisiknya di laboratorium, secara garis besar bakteri dapat digolongkan sebagai bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.
Bakteri Gram positif umumnya lebih mudah dilawan dibandingkan bakteri Gram negatif.
Infeksi bagian atas diafragma umumnya disebabkan oleh bakteri Gram positif, sedangkan bawah diafragma umumnya disebabkan oleh bakteri Gram negatif.
Bakteri Gram positif umumnya dapat diatasi oleh antibiotik yang ringan (narrow spectrum).
Braod spectrum antibiotics adalah antibiotik yang menyerang kedua kelompok bakteri diatas.
Virus tidak berkembang biak di luar tubuh kita, maka virus tidak dapat dibunuh oleh obat! Virus hanya bisa dibasmi oleh sistem imun atau daya tahan tubuh kita.
Tubuh kita penuh dengan bakteri-bakteri menguntungkan yang dapat terbunuh oleh antibiotik.
Antibiotik dibuat dari jamur, bakteri atau sintetik/semi sintetik yang akan membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri yang menyerang tubuh.
Antibiotik tidak dapat membasmi semua infeksi. Infeksi yang disebabkan virus (pilek-flu;sebagian besar radang tenggorokan, kebanyakan batuk) tidak dapat dibasmi oleh antibiotik.

Konsumen harus mengetahui kapan mereka memerlukan antibiotik dan kapan mereka tidak perlu mengkonsumsi antibiotik.
Antibiotik tidak bekerja untuk: flu, batuk/bronchitis, radang tenggorkan, infeksi telinga, sinusitis (pada umumnya)
Efek samping antibiotik:
- gangguan saluran cerna
- reaksi alergi
- demam
- gangguan darah
- kelainan hati
- gangguan fungsi ginjal
- antibiotik resistance

Dampak pemberian antibiotik yang berlebihan:
- kuman2 yang tidak terbunuh mengalami mutasi menjadi kuman yang tidak mempan dilawan antibiotik, yang disebut SUPERBUGS. Superbugs sering lolos dari serangan sistem imum dan memerlukan antibiotik yang jauh lebih kuat.
- Terbunuhnya kuman baik, dan tempatnya akan diisi oleh kuman jahat atau jamur. Kondisi ini disebut SUPERINFECTION
Semakin sering mengkonsumsi antibiotik:
- semakin besar resiko terbentuknya superbugs dan superinfection
- semakin sering kita sakit
Antibiotik adalah satu2nya obat yang berdampak terhadap lingkungan!
Dampak negatif:
- tidak dapat membantu individu saat menggunakannya di kemudian hari
- bakteri yang resisten dapat menginfeksi seluruh populasi tetapi tidak ada antibiotik yang mempan
Masalah antibiotik resistance adalah masalah kita bersama, bukan hanya masalah tenaga kesehatan.

Antibiotik bahkan digunakan untuk hewan! Ayam negeri, udang, terutama di Indonesia, rata-rata diberi antibiotik. Bukan hanya untuk mempercepat pertumbuhan tapi juga untuk menghilangkan bakteri. Bagaimana untuk mengurangi resikonya? Masak yang matang, tapi tetap akan ada yang tersisa.

Pilek dengan ingus yang kuning kehijauan TIDAK perlu diberi antibiotik!

Tidak ada perbedaan lama sakit antara kelompok yang memperoleh antibiotik dengan yang tidak.

Untuk sinusitis, antibiotik hanya diberikan bila:
- sinusitis berkepanjangan lebih dari 10-14 hari
- sinusitis semakin berat (demam > 39, bengkak di muka sekitar hdiung dan mata, rasa nyeri di daerah muka)

Untuk bronchitis, selama tidak menderita penyakit paru2 kronis pada umumnya tidak perlu antibiotik. Hanya untuk infeksi bakteri seperti pertusis atau mycoplasma.
Radang telinga tengah, sebagian besar sembuh sendiri. Terapi antibiotik dapat dipertimbangkan bila anak tidak tergolong beresiko tinggi mengalami kegagalan terapi antibiotik, misalnya:
- anak usia < 24 bulan
- anak yang dititipkan di tempat penitipan anak atau RS (kepadatan meningkatkan resiko infeksi berulang terutama pilek & batuk)
- dalam 3 bulan terakhir pernah menggunakan antibiotik (antibiotik baru tidak akan mempan)
Radang tenggorokan, hanya sekitar 12% yang disebabkan oleh bakteri

Jangan sedikit2 minta antibiotik!
Desinfektan sebaiknya hanya digunakan di rumah sakit, di rumah cukup air dan sabun karena dapat membunuh kuman rumah yang umumnya kuman baik

Rule of thumb on the use of antibiotics
1. Seandainya anak kita membutuhkan antibiotik, pilihlah yang hanya bekerja thd bakteri yang dituju (antibiotik yang narrow spectrum)
2. Untuk infeksi bakteri ringan (ISPA, telinga, sinus) yang memang perlu antibiotik, pilih yang bekerja thd bakteri Gram positif
3. Untuk infeksi kuman yang berat, e.g. infeksi di bawah daerah diafragma (ginjal, kemih, usus buntu, tipes, pneumonia, meningitis bakteri) pilih antibiotik yang juga membunuh kuman Gram negatif
4. Hindari pemakaian lebih dari satu antibiotik kecuali TBC atau infeksi berat di RS
5. Hindarkan pemakaian salep antibiotik kecuali untuk infeksi mata
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di RS dan penyebabnya adalah kuman RS. Bakteri di RS umumnya sudah resisten thd berbagai antibiotik. So beware, jangan sampai anak kita dirawat karena sakit ringan malah kena infeksi ini.
Pusat penyakit menular di Atlanta (CDC) US, menyatakan bahwa setiap tahunnya samapi dengan 2 juta pasien mengalami infeksi nosokomial saat dirawat di RS dan menyebabkan sejumlah 90000 kematian.

Saat ini kita mengahadpi krisis yang dpt mengancam jiwa, dimana penyakit2 yang semula dapat disembuhkan seperti TBC, Gonorrohoea, tifus, saat ini sudah tidak lagi dapat ditembus akibat kondisi antibiotic resistance.

ANTIBIOTICS SAVE LIVES. WE MUST SAVE ANTIBIOTICS!






<< Home |

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]