Friday, March 19, 2004

Membentuk Keseimbangan

Komponen terpenting pembentuk utopia adalah keseimbangan. Tidakkah hati kita terasa lebih nyaman melihat segala sesuatu yang seimbang? Tuhan saja telah menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan, menimbulkan keseimbangan. Tuhan tidak menyukai segala sesuatu yang berlebih-lebihan. Tidak ada yang baik dari berlebih-lebihan. Bahkan berlebih-lebihan dalam urusan beribadah dapat menyeret manusia ke dalam bid’ah.
Tidak akan ada utopia bila tidak ada keseimbangan. Terlalu banyak orang kaya, terlalu banyak orang miskin, terlalu banyak orang rakus, terlalu banyak orang sok tahu, terlalu banyak orang ikut campur. Bahkan suatu negara tidak akan terbentuk bila tidak ada pasangan rakyat dan pemimpin. Bila semua orang ingin menjadi rakyat atau semua orang ingin menjadi pemimpin.
Pemimpin yang baik harus dapat membentuk dan mempertahankan keseimbangan. Demikian juga rakyat yang baik harus dapat menjaga keseimbangan.
Sadar pajak atau zakat adalah cara rakyat menjaga keseimbangan sehingga tidak ada lagi orang yang benar-benar papa. Mereka yang berlebih tidak terlalu berlebih dan yang tak punya tidak benar-benar tidak punya.
Menyalurkan pajak dan zakat dengan baik adalah tugas pemimpin untuk mempertahankan keseimbangan rakyatnya. Bila para pemimpin dapat melakukan tugasnya ini dengan baik, layaklah mereka diupah atas kerja kerasnya. Pemimpin yang memimpin atas dasar tanggung jawab kepada Tuhan dan kepada rakyatnya, tidak hanya merasa puas dengan upah material, yang terpenting adalah upah pahala dan upah berupa perasaan bahagia dapat memberikan keseimbangan kepada rakyatnya.
Mempercayai dan dipercayai juga adalah bentuk keseimbangan yang harus dijaga dalam hubungan antara pemimpin dan rakyatnya. Dengan memilih sosok pemimpin, rakyat meletakkan kepercayaan pada pundaknya untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Dan mereka yang dipercayai, hendaknya terus mengingatkan diri sendiri bahwa mereka diberi kepercayaan yang harus dijaga juga untuk menjaga mereka tetap pada jalurnya. Selama mereka ingat bahwa mereka dipilih oleh rakyat untuk bekerja bagi rakyat, teringat pulalah mereka bahwa sebagai pemimpin mereka bukanlah penguasa, melainkan merekalah pekerja dan rakyat lah penguasa. Dengan demikian, tidak berhaklah bagi mereka untuk memakan harta rakyat, untuk bersenang-senang di atas penderitaan rakyat dan mengkhianati kepercayaan yang diberikan rakyat, bagaikan kacang lupa akan kulitnya.
Titik awal pembentuk keseimbangan adalah dari diri setiap manusia. Tuhan sendiri telah menetapkan bahwa manusia harus menjaga keseimbangan vertikal dan horizontal. Tidaklah baik seseorang yang meletakkan segala aktifitas hidup semata-mata pada arah vertikal, yaitu mereka yang hanya ingin berhubungan dengan Tuhan dan melupakan aspek-aspek hubungan antar manusia di garis horizontal. Dan tentunya sangatlah tidak baik bagi mereka yang melupakan aspek vertikal dalam menikmati kehidupan dunia.
Mereka yang tidak dapat menjaga keseimbangan dirinya sendiri, seperti mereka yang terlalu rakus akan materi dunia, tidaklah layak menjadi pemimpin. Bila keseimbangan diri saja tidak dapat dijaga, sanggupkah mereka dibebani tanggung jawab menjaga keseimbangan negara? Mungkin setiap jiwa yang ingin menjadi pemimpin suatu negara hendaknya mempertanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu, telah berhasilkah saya memimpin diri saya sendiri?






<< Home |

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]