Friday, May 28, 2004

Sedikit Tentang Imunisasi Anak

1. Kenapa kita perlu mengikuti imunisasi sesuai schedule?

Ada dua jenis immunity (kekebalan tubuh):
a. Natural immunity
Yaitu yang diproduksi tubuh kita secara alami atau diturunkan oleh ibu pada anaknya.
Ada dua macam natural immunity:
- Active: yang mengikuti infeksi (tubuh kita otomatis membentuk antibody thd penyakit A waktu kita terkena penyakit A itu)
- Passive: ditransfer melalui plasenta ibu
b. Artificial Immunity
Ada dua juga:
- Active: exposure to antigen. Cara: imunisasi
- Passive: injeksi antibody
Nah, jadwal imunisasi itu sudah diatur buat mengikuti passive natural immunity yang masih dimiliki si bayi. Misalnya kekebalan thd penyakit campak itu biasanya masih ada sampai umur 9 bulan, karena itu jadwal imunisasi campak adalah pada umur 9 bulan.

2. Vaksin Hepatitis B seharusnya dikasih langsung setelah bayi lahir, jangan menunggu sampai umur 1 bulan misalnya, karena resikonya tinggi dan kalau anak kecil kena Hep. B sangat bahaya. Keampuhannya 98%. Kalau kena Hep. B, optionnya cuma transplantasi hati yang biayanya sangat-sangat mahal.

3. Vaksin BCG, kemanjurannya sebenarnya LOW. Jadi resiko terkena TBC masih sangat tinggi. Sekarang ini para ahli masih sibuk cari vaksin yang lebih ampuh untuk TBC. Cara terbaik sekarang adalah mencegah penyakitnya:
a. X-Ray orang-orang terdekat anak
b. Hidup sehat

4. Hati-hati dengan diagnosa TBC karena diagnosanya sulit. Banyak dokter yang memberi term yang misleading dengan mengatakan anak terkena flek. Flek belum tentu TBC! Anak sedang pilek pasti ada fleknya, orang-orang yang hidup di daerah polusi tinggi seperti Jakarta kebanyakan ada fleknya. Gejala-gejala lain harus diperhitungkan. Jika benar anak sakit TBC, treatmentnya harus benar. Obat-obatan yang digunakan adalah antibiotik tingkat tinggi dan digunakan untuk waktu lama, so beware!

5. Jika anak telat melakukan satu imunisasi dari serangkaian imunisasi, misalnya DPT III telat, tidak perlu melakukan imunisasi ulang dari DPT I. Langsung saja berikan DPT III. Salah satu keuntungannya adalah mengurangi trauma pada anak.

6. Gunakan paket imunisasi gabungan (misal: DPaT/HiB).
Keuntungan:
- mengurangi trauma
- mengurangi biaya kunjungan dokter
- mempercepat kekebalan tubuh

7. Big Issue! COLD CHAIN. Vaksin harus disimpan di dalam suhu rata-rata 2-8 derajat Celcius. Kalau tidak, efek vaksin bisa hilang. Perhatikan tempat penyimpanan vaksin di tempat anak kita diimunisasi. Pernah terjadi kasus di RS besar, pintu tempat penyimpanan vaksin terbuka dan ketika diukur suhunya sudah 15 derajat C. Bisa jadi banyak kasus kegagalan vaksin (tetap terkena sakit walau sudah diimunisasi) diakibatkan oleh kesalahan storage-distribution.

8. Perhatikan bagian tubuh dimana anak kita disuntik. Jangan suntik anak di pantat atau di pinggul, karena di pantat ada syaraf yang bila tersuntik akan menyebabkan ngilu yang luar biasa.

9. Pernah dibahas sebelumnya, hati-hati juga dengan diagnosa typhoid (tipes). Sekarang ini rata-rata digunakan tes WIDAL. Padahal untuk kita-kita yang seneng jajan sembarangan, atau buat mereka yang pernah tipes sebelumnya, pastilah tes WIDALnya positif. Gunakan biak empedu (gal culture) untuk mendiagnosa tipes. Pencegahan: imunisasi typhoid umur 2 tahun, dan ulangi setiap 3 tahun. Jaga kebersihan.

10. Paratyphus bukan typhoid. Tidak berbahaya dan tidak perlu antibiotik sama sekali, apalagi rawat inap.

11. Orang dewasa juga masih perlu imunisasi
- MMR termasuk vaksin baru. Rubella is dangerous, so get vaccinated!
- Tetanus setiap 10 thn sekali

12. Thimerosal dan Autism
Thimerosal dalam vaksin adalah ethyl mercury yang tidak aktif dan tidak bisa melekat. Sedangkan merkuri yang aktif adalah metil mercury. Jumlah merkuri dalam thimerosal juga sangat kecil.
Tidak ada bukti dan alasan logis bahwa vaksin menyebabkan autism. Autisme kebanyakan adalah karena turunan.






<< Home |

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]