Wednesday, December 14, 2005

Sedikit cerita pilu

Beberapa hari ini gw disibukkan dengan proses mengantar saudara-saudara yang alhamdulillah diberi kesempatan berhaji tahun ini.
Di balik perasaan gembira dan syukur karena mereka akhirnya bisa berhaji, tetep aja ada cerita-cerita pilu..yang melengkapi rangkaian cerita pilu yang gw denger sejak kedatangan gw balik ke Indo.
Dimulai dari cerita bahwa di daerah tertentu, tidak ada lagi pembagian bekal bagi jamaah haji dari golongan PNS seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu masing2 PNS masih menerima 500rb untuk bekal. Tahun ini? Nol. Bukan karena pemerintah sedang berhemat. Tetapi karena uangnya habis dipakai kampanye sang kepala daerah! Miris nggak sih dengernya?

Belum lagi pilunya hati begitu denger menu yang dihidangkan buat mereka di asrama. Dua kali berturut2 nengok ke asrama, para jamaah makan menu yang sama..tumis labu, ikan asin..plus apa lagi ya..lupa. Yang jelas nggak sebanding banget sama besarnya biaya yang dialokasikan. Dari orang-orang yang pernah terlibat di urusan makanan untuk para jamaah ini juga gue denger bahwa makanan ini lahan paling "basah" buat ngambil untung. Let's say kalo alokasi buat snack 5000 perak...terus yang dipake cuma 1500, berarti dari per kepala bisa ambil untung 3500 perak. Coba kaliin sama jumlah jemaah haji se-Indonesia!
Kalau yang denger bawaannya pasti mau marah..Tapi alhamdulillah, my uncle masih bisa senyum dan bilang..itulah ujian Allah. Kalau kita marah2 karena hal kecil, sayang banget..menodai haji kita. From the deepest part of my heart, gw salut!
Tapi gw nggak abis pikir..kok ada aja orang yang tega memanfaatkan dana haji untuk memperkaya diri mereka sendiri?
Ahh...kayanya dalam beberapa bulan ini gw sering banget ngomong "kok tega sih"!
Pertama..waktu denger kasus avtur yang dicampur air di salah satu airline lokal. Menurut gw, itu perbuatan keji sekali. Mempermainkan nyawa ratusan orang.
Terus, waktu eks asisten gw yang dateng ke rumah buat berkunjung cerita soal ortunya yang sakit sampai meninggal. Ibunya usus buntu, dan dia nggak punya duit untuk operasi. Mereka udah setor uang muka sekian juta..pastinya dengan harapan segera ditangani dong penyakitnya. Kenyataannya, karena belum lunas..ibunya dibiarin nggak dioperasi..sampai usus buntunya pecah dan beliau meninggal.
Masih banyak lagi...
dan semuanya bikin gw miris..






<< Home |

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]